Minggu, 05 Juni 2016

WARRANT DAN KONVERTIBEL



MANAJEMEN KEUANGAN II
WARRANT DAN KONVERTIBEL
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah manajemen Keuangan II di semester empat
Prodi S1 Manajamen
       Di susun oleh :
1.      Anggraeni Puspita Sari.          (5130014014)
2.      Ainul Firda                              (5130014017)
3.      Fitri Alfiah Dewi                      (5130014028)
4.      Nur Aini                                  (5230014001)
5.      Ade Suriani Dianini                  (5230014010)

Dosen Pembimbing :
Ninnasi Muttaqiin, S.M.B., M.SM. 

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA
TAHUN 2016


BAB I
PEMBAHASAN
A.    Warrant
Warran dalah suatu opsi yang dikeluarkan oleh suatu perusahaan yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli sejumlah lembar saham pada harga yang telah ditentukan. Waran serupa dengan opsi jenis call (call option) yang diterbitkan oleh perusahaan. Biasanya waran diterbitkan bersama (attached) dengan penerbitan atau penjualan obigasi suatu perusahaan. Pembeli obligasi akan memperoleh sejumlah waran sebagai bonus.
Waktu untuk melakukan pembelian saham atau exercise warrant ada dua macam yaitu dilakukan kapan saja selama masih dalam satu periode yang telah ditentukan (american call option) atau dapat di exercise pada waktu yang telah ditentukan (european call option).
·         Manfaat Investasi pada Waran
a)      Pemilik waran memiliki hak untuk membeli saham baru perusahaan dengan harga yang lebih rendah dari harga saham tersebut dipasar dengan harga yang lebih rendah dari harga saham tersebut di Pasar Sekunder dengan cara menukarkan waran yang dimilikinya ketika harga saham perusahaan tersebut melebihi harga pelaksanaan. Contoh : Jika seorang investor membeli waran pada harga Rp.200.00 per lembar dengan harga pelaksanaan Rp.1.500,00 dan pada tanggal pelaksanaan, harga saham perusahaan meningkat menjadi Rp.1.800,00 per saham, maka ia akan membeli saham perusahaan tersebut dengan harga hanya Rp. 1.700,00 (Rp.1.500,00 + Rp.200,00). Jika ia langsung membeli saham perusahaan tersebut di Pasar Sekunder, ia harus mengeluarkan Rp.1.800,00 per saham. 
b)      Apabila waran diperdagangkan di Bursa, maka pemilik waran mempunyai kesempatan untuk memperoleh keuntungan (capital gain) yaitu apabila harga jual waran tersebut lebih besar dari pada harga beli.
·         Resiko Investasi pada Waran
a)      Jika harga saham pada periode pelaksanaan (exercise period) jatuh dan menjadi lebih rendah dari harga pelaksanaannya. investor tidak akan menukarkan waran yang dimilikinya dengan saham perusahaan sehingga ia akan mengalami kerugian sebesar harga beli waran tersebut. Contoh : Jika seorang investor membeli waran di pasar sekunder dengan harga Rp.200,00 serta harga pelaksanaan Rp.1.500,00. Pada tanggal pelaksanaan, harga saham perusahaan yang bersangkutan turun menjadi Rp.1.200,00. Jika hal tersebut terjadi, maka investor tidak mengeluarkan Rp.1.700,00 yaitu (Rp.1.500,00 harga pelaksanaan +Rp.200,00 harga waran). Jika ia tidak menukarkan waran yang dimilikinya maka kerugian yang ditanggung hanya Rp.200,00 yaitu sebesar harga beli waran tersebut. 
b)      Karena sifat waran hampir sama dengan saham dan dapat diperdagangkan di bursa, maka pemilik waran juga dapat mengalami kerugian (capital loss) jika harga beli waran lebih tinggi daripada harga jualnya. 
B.     Tujuan Menerbitkan Waran
1.      Melancarkan penjualan obligasi. Ini dilakukan oleh perusahaan-perusahaan yang kurang potensial untuk menerbitkan saham. Maka waran disebut sebagai pemanis atau sweetener penerbitan obligasi. Namun pada perkembangan terakhir waran juga diterbitkan oleh perusahaan besar seperti AT&T pada tahun 1970.
2.      Dengan adanya waran, pembeli obligasi akan memiliki kesempatan menikmati kenaikan nilai atau harga saham perusahaan (capital gain). Jika harga saham naik melebihi harga beli yang tertera pada waran, pemegang waran akan menggunakan hak untuk membeli sejumlah lembar saham perusahaan untuk memperoleh keuntungan (waran di-exercise).
C.    Karakteristik Waran
·         Exercise Price (X)
Exercise price adalah harga yang tertera pada waran. Pemegang waran dapat membeli sejumlah lembar saham pada harga ini. Pemegang waran hanya akan mengunakan haknya jika harga saham di pasar (S) lebih tinggi dari exercise waran (X). Pada dasarnya hanya ada satu exercise price pada suatu waran. Namun ada juga waran yang memiliki exercise price yang semakin tinggi (stepped-up exercise price). Misalnya untuk waran dengan maturity 10 tahun, untuk 5 tahun pertama exercise price-nya $25 dan untuk 5 tahun kedua exercise price-nya menjadi $30. Stepped-up exercise price ini digunakan untuk mendorong pemilik waran untuk segera menukarkan warannya dengan saham jika nilai perusahaan meningkat dan diperkirakan akan terus meningkat.
·         Expiration Date
Meskipun ada beberapa waran yang tidak memiliki batas usia, pada umumnya waran mempunyai tanggal jatuh tempo. Misalnya waran dengan usia 10 tahun; pemegang waran ini hanya memiliki hak membeli saham pada harga yang telah ditetapkan selama 10 tahun. Jika selama 10 tahun tersebut harga saham (S) tidak pernah melebihi harga waran (X), pemegang waran tidak akan pernah menikmati keuntungan dari exercise warrant. Seperti halnya stepped up exercise price, expiration date juga merupakan alat bagi perusahaan penerbit waran untuk memaksa pemegang waran melakukan exercise. Misalnya sehari menjelang expiration date harga saham lebih tinggi dari exercise price; maka pemegang waran tidak punya pilihan lain kecuali segera menggunakan haknya untuk membeli saham. Ia tidak dapat menunggu lebih lama lagi untuk memperoleh keuntungan yang lebih besar dari kenaikan harga saham yang lebih tinggi lagi.
·         Detachability
Waran biasanya dijual bersama obligasi atau sekuritas lainnya (attached), namun bisa juga dijual secara terpisah dari sekuritas tersebut. Jadi investor memiliki alternatif untuk menjual waran sendiri, obligasi sendiri atau kombinasi keduanya.
·         Exercise Ratio
Exercise ratio menyatakan berapa lembar saham yang dapat dibeli pada exercise price untuk satu lembar waran; misalnya exercise ratio 2 berarti 1 waran dapat digunakan untuk membeli 2 lembar saham pada exercise price.

D.    Perbedaan Waran dengan Call Option
Meskipun waran dapat disamakan dengan call option, ada perbedaan mendasar pada kedua produk finansial ini. Exercise call option sama sekali tidak ada sangkut pautnya dengan perusahaan penerbit saham (yang sahamnya digunakan sebagai underlying asset) sehingga perusahaan penerbit saham sama sekali tidak terlibat meskipun informasi harga saham mereka dimanfaatkan oleh penjual dan dan pembeli option. Pada waran, pihak yang menerbitkan call option pada suatu saham adalah perusahaan penerbit saham itu sendiri. Jika terjadi exercise waran, perusahaan harus menyediakan (menjual) saham baru dan menerima pembayarannya senilai exercise price warrant. Akibatnya jumlah saham beredar dan modal sendiri perusahaan bertambah.
E.     Perbedaan Waran dengan Obligasi Konversi
Obligasi konversi (convertible bond) adalah obligasi yang dapat ditukar atau diubah menjadi saham biasa atas kehendak pemegang obligasi pada kondisi yang telah ditentukan sebelumnya. Obligasi konversi pada dasarnya sama dengan obligasi biasa ditambah hak untuk mengubah obligasi ke saham. Sama halnya seperti pemegang waran, pemegang obligasi konversi dapat ikut menikmati kenaikan harga saham (capital gain). Mereka cenderung mempertimbangkan untuk mengubah obligasinya menjadi saham jika nilai atau harga saham perusahaan meningkat.
Meskipun waran dan obligasi konversi nampak mirip dari segi penyediaan kesempatan bagi pemegang obligasi untuk ikut menikmati capital gain, namun ada perbedaan utama antara keduanya. Pertama, jika obligasi konversi diubah menjadi saham, hutang perusahaan dihilangkan dan biaya bunga berkurang; sedangkan saat waran ditukar menjadi sejumlah saham, hutang dan biaya bunga tidak berubah. Kedua, jika obligasi konversi ditukar dengan saham, tidak ada dana baru yang masuk ke perusahaan. Yang terjadi hanya sekedar perubahan status dari hutang menjadi modal sendiri; sedangkan saat waran ditukar dengan sejumlah saham, ada dana baru yang masuk ke perusahaan.
F.     Penilaian Waran
Dalam penilaian warrant ada dua faktor yang akan menyebabkan perhitungan menjadi complicated. Pertama adalah kemungkinan adanya pembayaran deviden, dan kedua aspek dilution (pengeceran). Sama seperti pembeli opsi call maka pembeli warrant tidak akan memperoleh deviden kalau saham yang dikaitkan dengan warrant tersebut membayarkan deviden.
Dengan demikian maka konsep opsi call juga berlaku untuk warrant. Kondisi demikian maka konsep opsi call juga berlaku untuk faktor dilution.  Penerbitan warrant akan  menyebabkkan selisih harga warrant yang akan dibayar oleh para pemodal dengan harga teoritisnya menjadi lebih kecil.

Untuk lebih memahami tentang penilaian suatu waran berikut ini disajikan sebuah contoh:
Informatic Corporation menjual 1 lembar obligasi plus 20 lembar waran sebagai bonus. Waran ini memiliki exercise ratio = 1 (artinya 1 waran dapat digunakan untuk membeli 1 saham). Exercise price = $22 dan expiration date 10 tahun mendatang. Obligasi yang dijual menawarkan bunga 8%/tahun dengan pembayaran sekali setahun dengan nilai nominal $1,000 serta jatuh tempo dalam waktu 20 tahun. Obligasi ini harus memberikan bunga 10%/tahun jika dijual tanpa bonus waran. Investor mau menerima bunga 8% padahal seharusnya 10%, hal ini terjadi karena mereka menerima bonus waran; artinya pemodal di pasar akan meminta bunga 10%/tahun untuk obligasi sejenis yang dijual tanpa waran. Misalnya harga saham perusahaan tersebut $20, deviasi standar harga saham 40% per tahun dan suku bunga bebaas risiko (krf) aalah 6%/tahun.
Berdasarkan konsep penilaian obligasi dengan pendekatan discounted cash flow, expiration value obligasi adalah present value dari seluruh penghasilan akibat membeli obligasi tersebut.
Harga Obligasi dijual dengan 20 waran= 20
∑ $80 + $1000
t=1 (1.10)t (1.10)20
PV = $80 (PVIFA, 10%, 20) + Nilai nominal (PVIF, 10%,20) =
$681.9 + 148.64 = 829.73
$1000 – 830 = 170
Nilai selembar waran = 170:20 $8.5
Pembagian deviden tunai cenderung menurunkan nilai waran. Dalam jangka pendek pembagian deviden akan menurunkan nilai saham karena ada sebagian keuntungan yang dikeluarkan oleh perusahaan. Deviden adalah hak pemegang saham atau pemilik perusahaan sedangkan pemegang waran bukanlah pemilik perusahaan sehingga tidak berhak atas deviden. Hal ini merugikan pemegang call option atau waran yang selalu mengharapkan nilai saham naik agar dapat melakukan exercise untuk memperoleh keuntungan.
Dilution effect (efek pengenceran) cenderung menurunkan nilai teoritis waran. Pemegang waran harus selalu ingat bahwa jika ia melakukan exercise waran, ia akan menerima sejumlah lembar saham baru sehingga jumlah lembar saham perusahaan akan bertambah. Di lain pihak perusahaan juga akan menerima dana baru sejumlah exercise price waran. Masalahnya adalah bahwa exercise price ini lebih kecil dari harga pasar saham perusahaan (karena pemegang waran hanya akan melakukan exercise waran jika ia dapat membeli saham baru di bawah harga pasar).
Misalnya pada saat ini terdapat 1 juta lembar saham yang beredar. Harga saham saat ini adalah $51.87. Expected rate of return (ROR) setahun mendatang adalah 13.5%. Jika setiap saham senilai $51,87 dapat menghasilkan ROR sebesar 13.5%, maka earning per share (EPS) adalah $7 (13.5% X 51.87). Total earning perusahaan adalah $7 juta (7 X 1 juta lembar saham).
Jika terjadi exercise waran saat ini , katakanlah perusahaan harus mengeluarkan 100.000 lembar saham baru dengan harga sebesar exercise price yang hanya $22 (jauh di bawah harga pasar $51.87). Ini berarti perusahaan memperoleh dana baru sebesar $2,2 juta (dari 22 X 100.000). Dana $2,2 juta ini akan menghasilkan earning sebesar $297,000 (dari 2.2 juta X 13.5%). Maka EPSnya adalah: ($7 juta + $297,000) / ($1 juta + 0,1 juta) = $6.63. Angka ini lebih kecil dibandinglkan dengan EPS sebesar $7.
G.    Konvertibel
Surat berharga konvertibel (convertible securities) adalah obligasi atau saham preferen atau penerbitan hutang yang dapat ditukarkan dengan sejumlah lembar saham biasa sesuai dengan keinginan pemiliknya. Salah satu ciri terpenting adalah berapa banyak saham yang akan diterima oleh pemilik konvertibel jika ia memutuskan akan menukarkan miliknya. Cirri ini didefinisikan sebagai rasio konversi (conversion ratio) dan ia memberikan hak kepada pemilik konvertibel untuk menukarkan surab berharga dengan sejumlah saham yang ditetapkan. Berkaitan dengan ratio konfersi adalah harga konversi (conversion price), yaitu harga efektif yang dibayarkan untuk saham biasa pada waktu konfersi dilakukan. Jadi, pada dasarnya konvertibel sama dengan obligasi yang disertai warrant.
Harga konvertibel ditetapkan pada waktu ditetapkan rencana penerbitan obligasi konvertibel.

Rumus:



Faktor lain yang bisa menyebabkan perubahan harga dan rasio konversi adalah klausal yang melindungi konvertibel dari pengurangan nilai saham, karena karena adanya pemecahan saham, deviden saham, dan penjualan saham biasa dibawah harga normal. Kalusal seperti ini merupakan cirri baku dari hamper semua konvertibel.
Ketika sekuritas yang di konversikan ini pada awalnya diterbitkan, perusahaan menerima pemasukan dari penjualan itu, dikurangi dengan biaya pengembangan. Inilah satu-satunya saat dimana perusahaan mendapat pemasukan dari penerbitan convertable securities. Kemudian perusahaan memperlakukannya seolah-olah saham preferen biasa atau surat hutang, dengan membayar deviden atau bunga secara teratur. Bila pemilik sekuritas itu ingin meng-exercise suatu option untuk menukarkan convertible security  itu dengan saham biasa, ia dapat melekukannya kapan saja sesuai ketentuan yang dinyatakan pada saat penerbitan. Keinginan untuk mengkonversikan itu pada umumnya mengikuti kenaikan harga saham biasa. Setelah pemilik convertible security menukarnya dengan saham biasa, pemiliknya tidak pernah bisa menukarnya kembali menjadi convertible security. Dai sejak itu, pemilik diperlukan seperti pemilik saham biasa lainya dan hanya menerima deviden dari saham biasa saja.
H.    Karakteristik dan Sifat Convertible security
Ø  Rasio konversi
Banyaknya lembar saham biasa  yang dapat ditukarkan denga Convertible security seperti pada awal penerbitan. Pada sejumlah penerbitan,  Rasio konversi ini dinyatakan secara langsung.
Ø  Nilai konversi
Nilai konversi adalah total  nilai pasar untuk saham biasa  yang dapat ditukarkan dengan Convertible security.
Nilai konversi = rasio konversi X nilai pasar per lembar saham biasa
Ø  Nilai sekuritas
Nilai sekuritas ( nilai obligasi, sebutan yanng lazim) Convertible security  adalah harga Convertible  itu bila tidak ada sifat-sifat konversinya. Ini dihitung dengan menetukan tingkat pengembalian yang diinginkan penerbitan lurus ( tidak bisa dikonversikan ) dengan kualitas yang sama dan menentukan nilai suku bunga sekarang dan pembayaran pokok hutang pada tingkat pengembalian ini. Maka, entah apapun yang terjadi pada nilai saham biasa perusahaan itu, nilai terendah dengan mana Convertible  itu bisa turun haruslah nilainya sebagai straight bond atau saham preferen.
Ø   Periode konversi
Periode selama konversi itu bisa ditukarkann dengan saham biasa di batasi. Kerap kali konversi tidak diperkenankan sampai sekian tahun berlalu, atau dibatasi dengan tanggal berakhir penukaran. Namun masih ada Convertible yang bisa ditukarkan kapan saja sepanjang umur mereka. Dalam kasus manapun, peiode konversi ditentukan ketika pertama kali diterbitkan.
Ø Premium konversi
Yakni perbedaan antara harga pasar Convertible  dengan yang lebih tinggi antara nilai sekuritas dan nilai konversinnya. Dimana didefinisikan sebagai:
Premuim konversi = harga pasar Convertible itu X yang lebih tinggi dari nilai sekuritas dan nilai konversi.
I.       Alasan Dasar Penggunaan Konvertibel
Alasan tradisional untuk menjual konvertibel ialah bahwa suku bunga obligasi rendah dan harga konversinya juga merupakan premi di atas harga saham biasa saat ini. Alasan utama memilih menerbitkan Convertible dan bukannya hutang langsung, saham preferen, atau saham biasa adalah bahwa suku bunga pada Convertible  tidak peduli terhadap tingkat resiko perusahaan penerbitnya. Obligasi onvertibel dapat dipandang sebagai suatu paket hutang perusahaan ditambah opsi yang terkandung di dalamya.
          Sementara risiko dan ketidakpastian yang lebih tinggi mengakibatkan suku buga yang lebih tinggi dalam hutang langsung, namun ini tidak perlu terjadi pada Convertible. Sifat Convertible  mendapat keuntungan dari kenaikan risiko dan ketidak pastian dan kenaikan volatilitas harga saham yang mengikutinya. Akibatnya, sifat konversi berharga apabila harga saham naik; bila tidak, nilai nya nol. Semakin besar risiko dan volatilitas harga saham maka semakin besar kemungkinan sifat konversi akan menjadi nilai tersendiri sebelum tanggal kadaluarsa. Akibat nya semakin besar resiko dan ketidakpastian, akan semakin besar pula  nilai sifat konversi nya dari convertible. Maka, efek negatif kenaikan dalam risiko dan ketidakpastian pada bagian hutang langsung sebuah convertible  sebagianya diimbangi oleh efek positif pada sifat  konversinya.
J.      Valuasi convertible
Secara konseptual, obligasi konvertibel merupakan kombinasi dari obligasi langsung dengan sebuah opsi. Jadi, obligasi konvertibel dapat dinilai dengan menggunakan menghitung nilai opsi yang dicantumkan dalam syarat-syarat konvertibilitas. Brennan dan Schwart (1977,1980) memasukkan pertimbangan beberapa risiko seperti kepailitan, ketentuan opsi tarik, dan hubungan antara nilai dari saham penyangga dan nilai obligasi konvertibel yang mendekati masa jatuh temponya.
Valuasi convertible terutama tergantung pada dua faktor : nilai surat hutang langsung atau saham preferen dan nilai sekuritas itu bila dikonversikan menjadi saham biasa. Yang menambah rumit valuasi adalah fakta bahwa investor pda umumnya  mau membanyar premium untuk privilese konversi itu, yang memungkinkan mereka mengghedge terhadap masa depan. Bila harga saham bisa naik, investor mau berpartisipasi dalam capital gain; bila turun, convertible security itu bisa jatuh hanya sampai kenilainya sebagai surat hutang langsung atau saham preferen.

DAFTAR PUSTAKA
1.      Weston, J.Fred dan Thomas E.Copeland. Manajemen Keuangan. Edisi kedelapan (edisi revisi) – Jilid 2. 1992. Jakarta Barat: Binarupa Aksara.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar