MANAJEMEN KEUANGAN II
“WARRANT DAN KONVERTIBEL”
Disusun
untuk memenuhi tugas mata kuliah manajemen Keuangan II di semester empat
Prodi
S1 Manajamen
Di susun oleh :
1. Anggraeni
Puspita Sari. (5130014014)
2. Ainul
Firda (5130014017)
3. Fitri
Alfiah Dewi (5130014028)
4. Nur Aini
(5230014001)
5. Ade
Suriani Dianini (5230014010)
Dosen
Pembimbing :
Ninnasi Muttaqiin, S.M.B., M.SM.
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA
TAHUN 2016
BAB I
PEMBAHASAN
A. Warrant
Warran dalah suatu opsi yang dikeluarkan
oleh suatu perusahaan yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli
sejumlah lembar saham pada harga yang telah ditentukan. Waran serupa dengan
opsi jenis call (call option) yang diterbitkan oleh perusahaan. Biasanya waran
diterbitkan bersama (attached) dengan penerbitan atau penjualan obigasi suatu
perusahaan. Pembeli obligasi akan memperoleh sejumlah waran sebagai bonus.
Waktu untuk melakukan pembelian
saham atau exercise warrant ada dua macam yaitu dilakukan kapan saja selama
masih dalam satu periode yang telah ditentukan (american call option) atau
dapat di exercise pada waktu yang telah ditentukan (european call option).
·
Manfaat
Investasi pada Waran
a)
Pemilik
waran memiliki hak untuk membeli saham baru perusahaan dengan harga yang lebih
rendah dari harga saham tersebut dipasar dengan harga yang lebih rendah dari
harga saham tersebut di Pasar Sekunder dengan cara menukarkan waran yang
dimilikinya ketika harga saham perusahaan tersebut melebihi harga
pelaksanaan. Contoh : Jika seorang investor membeli waran pada
harga Rp.200.00 per lembar dengan harga pelaksanaan Rp.1.500,00 dan pada
tanggal pelaksanaan, harga saham perusahaan meningkat menjadi Rp.1.800,00 per
saham, maka ia akan membeli saham perusahaan tersebut dengan harga hanya Rp. 1.700,00
(Rp.1.500,00 + Rp.200,00). Jika ia langsung membeli saham perusahaan tersebut
di Pasar Sekunder, ia harus mengeluarkan Rp.1.800,00 per saham.
b)
Apabila
waran diperdagangkan di Bursa, maka pemilik waran mempunyai kesempatan untuk
memperoleh keuntungan (capital gain) yaitu apabila harga jual waran tersebut
lebih besar dari pada harga beli.
·
Resiko
Investasi pada Waran
a)
Jika
harga saham pada periode pelaksanaan (exercise period) jatuh dan menjadi lebih
rendah dari harga pelaksanaannya. investor tidak akan menukarkan waran yang
dimilikinya dengan saham perusahaan sehingga ia akan mengalami kerugian sebesar
harga beli waran tersebut. Contoh : Jika seorang investor
membeli waran di pasar sekunder dengan harga Rp.200,00 serta harga pelaksanaan
Rp.1.500,00. Pada tanggal pelaksanaan, harga saham perusahaan yang bersangkutan
turun menjadi Rp.1.200,00. Jika hal tersebut terjadi, maka investor tidak
mengeluarkan Rp.1.700,00 yaitu (Rp.1.500,00 harga pelaksanaan +Rp.200,00
harga waran). Jika ia tidak menukarkan waran yang dimilikinya maka kerugian
yang ditanggung hanya Rp.200,00 yaitu sebesar harga beli waran tersebut.
b)
Karena
sifat waran hampir sama dengan saham dan dapat diperdagangkan di bursa, maka
pemilik waran juga dapat mengalami kerugian (capital loss) jika harga beli
waran lebih tinggi daripada harga jualnya.
B.
Tujuan Menerbitkan Waran
1. Melancarkan penjualan obligasi. Ini
dilakukan oleh perusahaan-perusahaan yang kurang potensial untuk menerbitkan
saham. Maka waran disebut sebagai pemanis atau sweetener penerbitan obligasi.
Namun pada perkembangan terakhir waran juga diterbitkan oleh perusahaan besar
seperti AT&T pada tahun 1970.
2. Dengan adanya waran, pembeli
obligasi akan memiliki kesempatan menikmati kenaikan nilai atau harga saham
perusahaan (capital gain). Jika harga saham naik melebihi harga beli yang
tertera pada waran, pemegang waran akan menggunakan hak untuk membeli sejumlah
lembar saham perusahaan untuk memperoleh keuntungan (waran di-exercise).
C.
Karakteristik Waran
·
Exercise Price (X)
Exercise price adalah harga yang
tertera pada waran. Pemegang waran dapat membeli sejumlah lembar saham pada
harga ini. Pemegang waran hanya akan mengunakan haknya jika harga saham di
pasar (S) lebih tinggi dari exercise waran (X). Pada dasarnya hanya ada satu
exercise price pada suatu waran. Namun ada juga waran yang memiliki exercise
price yang semakin tinggi (stepped-up exercise price). Misalnya untuk waran
dengan maturity 10 tahun, untuk 5 tahun pertama exercise price-nya $25 dan
untuk 5 tahun kedua exercise price-nya menjadi $30. Stepped-up exercise price
ini digunakan untuk mendorong pemilik waran untuk segera menukarkan warannya
dengan saham jika nilai perusahaan meningkat dan diperkirakan akan terus
meningkat.
·
Expiration Date
Meskipun ada beberapa waran yang
tidak memiliki batas usia, pada umumnya waran mempunyai tanggal jatuh tempo.
Misalnya waran dengan usia 10 tahun; pemegang waran ini hanya memiliki hak
membeli saham pada harga yang telah ditetapkan selama 10 tahun. Jika selama 10
tahun tersebut harga saham (S) tidak pernah melebihi harga waran (X), pemegang
waran tidak akan pernah menikmati keuntungan dari exercise warrant. Seperti
halnya stepped up exercise price, expiration date juga merupakan alat bagi
perusahaan penerbit waran untuk memaksa pemegang waran melakukan exercise.
Misalnya sehari menjelang expiration date harga saham lebih tinggi dari
exercise price; maka pemegang waran tidak punya pilihan lain kecuali segera
menggunakan haknya untuk membeli saham. Ia tidak dapat menunggu lebih lama lagi
untuk memperoleh keuntungan yang lebih besar dari kenaikan harga saham yang
lebih tinggi lagi.
·
Detachability
Waran biasanya dijual bersama
obligasi atau sekuritas lainnya (attached), namun bisa juga dijual secara
terpisah dari sekuritas tersebut. Jadi investor memiliki alternatif untuk
menjual waran sendiri, obligasi sendiri atau kombinasi keduanya.
·
Exercise Ratio
Exercise ratio menyatakan berapa lembar saham yang dapat
dibeli pada exercise price untuk satu lembar waran; misalnya exercise ratio 2
berarti 1 waran dapat digunakan untuk membeli 2 lembar saham pada exercise
price.
D.
Perbedaan Waran dengan Call Option
Meskipun waran dapat disamakan
dengan call option, ada perbedaan mendasar pada kedua produk finansial ini.
Exercise call option sama sekali tidak ada sangkut pautnya dengan perusahaan
penerbit saham (yang sahamnya digunakan sebagai underlying asset) sehingga
perusahaan penerbit saham sama sekali tidak terlibat meskipun informasi harga
saham mereka dimanfaatkan oleh penjual dan dan pembeli option. Pada waran,
pihak yang menerbitkan call option pada suatu saham adalah perusahaan penerbit
saham itu sendiri. Jika terjadi exercise waran, perusahaan harus menyediakan
(menjual) saham baru dan menerima pembayarannya senilai exercise price warrant.
Akibatnya jumlah saham beredar dan modal sendiri perusahaan bertambah.
E.
Perbedaan Waran dengan Obligasi
Konversi
Obligasi
konversi (convertible bond) adalah obligasi yang dapat ditukar atau diubah
menjadi saham biasa atas kehendak pemegang obligasi pada kondisi yang telah
ditentukan sebelumnya. Obligasi konversi pada dasarnya sama dengan obligasi
biasa ditambah hak untuk mengubah obligasi ke saham. Sama halnya seperti
pemegang waran, pemegang obligasi konversi dapat ikut menikmati kenaikan harga
saham (capital gain). Mereka cenderung mempertimbangkan untuk mengubah
obligasinya menjadi saham jika nilai atau harga saham perusahaan meningkat.
Meskipun
waran dan obligasi konversi nampak mirip dari segi penyediaan kesempatan bagi
pemegang obligasi untuk ikut menikmati capital gain, namun ada perbedaan utama
antara keduanya. Pertama, jika obligasi konversi diubah menjadi saham, hutang
perusahaan dihilangkan dan biaya bunga berkurang; sedangkan saat waran ditukar
menjadi sejumlah saham, hutang dan biaya bunga tidak berubah. Kedua, jika
obligasi konversi ditukar dengan saham, tidak ada dana baru yang masuk ke
perusahaan. Yang terjadi hanya sekedar perubahan status dari hutang menjadi
modal sendiri; sedangkan saat waran ditukar dengan sejumlah saham, ada dana
baru yang masuk ke perusahaan.
F.
Penilaian Waran
Dalam penilaian warrant ada dua faktor yang akan
menyebabkan perhitungan menjadi complicated. Pertama adalah kemungkinan adanya
pembayaran deviden, dan kedua aspek dilution (pengeceran). Sama seperti pembeli
opsi call maka pembeli warrant tidak akan memperoleh deviden kalau saham yang
dikaitkan dengan warrant tersebut membayarkan deviden.
Dengan demikian maka konsep opsi call juga berlaku untuk
warrant. Kondisi demikian maka konsep opsi call juga berlaku untuk faktor
dilution. Penerbitan warrant akan menyebabkkan selisih harga
warrant yang akan dibayar oleh para pemodal dengan harga teoritisnya menjadi
lebih kecil.
Untuk lebih memahami tentang
penilaian suatu waran berikut ini disajikan sebuah contoh:
Informatic Corporation menjual 1
lembar obligasi plus 20 lembar waran sebagai bonus. Waran ini memiliki exercise
ratio = 1 (artinya 1 waran dapat digunakan untuk membeli 1 saham). Exercise
price = $22 dan expiration date 10 tahun mendatang. Obligasi yang dijual menawarkan
bunga 8%/tahun dengan pembayaran sekali setahun dengan nilai nominal $1,000
serta jatuh tempo dalam waktu 20 tahun. Obligasi ini harus memberikan bunga
10%/tahun jika dijual tanpa bonus waran. Investor mau menerima bunga 8% padahal
seharusnya 10%, hal ini terjadi karena mereka menerima bonus waran; artinya
pemodal di pasar akan meminta bunga 10%/tahun untuk obligasi sejenis yang
dijual tanpa waran. Misalnya harga saham perusahaan tersebut $20, deviasi
standar harga saham 40% per tahun dan suku bunga bebaas risiko (krf) aalah
6%/tahun.
Berdasarkan konsep penilaian
obligasi dengan pendekatan discounted cash flow, expiration value obligasi
adalah present value dari seluruh penghasilan akibat membeli obligasi tersebut.
Harga Obligasi dijual dengan 20 waran= 20
∑ $80 + $1000
t=1 (1.10)t (1.10)20
PV = $80 (PVIFA, 10%, 20) + Nilai nominal (PVIF, 10%,20) =
$681.9 + 148.64 = 829.73
$1000 – 830 = 170
Nilai selembar waran = 170:20 $8.5
Pembagian deviden tunai cenderung
menurunkan nilai waran. Dalam jangka pendek pembagian deviden akan menurunkan
nilai saham karena ada sebagian keuntungan yang dikeluarkan oleh perusahaan.
Deviden adalah hak pemegang saham atau pemilik perusahaan sedangkan pemegang
waran bukanlah pemilik perusahaan sehingga tidak berhak atas deviden. Hal ini
merugikan pemegang call option atau waran yang selalu mengharapkan nilai saham
naik agar dapat melakukan exercise untuk memperoleh keuntungan.
Dilution effect (efek pengenceran)
cenderung menurunkan nilai teoritis waran. Pemegang waran harus selalu ingat
bahwa jika ia melakukan exercise waran, ia akan menerima sejumlah lembar saham
baru sehingga jumlah lembar saham perusahaan akan bertambah. Di lain pihak
perusahaan juga akan menerima dana baru sejumlah exercise price waran.
Masalahnya adalah bahwa exercise price ini lebih kecil dari harga pasar saham
perusahaan (karena pemegang waran hanya akan melakukan exercise waran jika ia
dapat membeli saham baru di bawah harga pasar).
Misalnya pada saat ini terdapat 1
juta lembar saham yang beredar. Harga saham saat ini adalah $51.87. Expected
rate of return (ROR) setahun mendatang adalah 13.5%. Jika setiap saham senilai
$51,87 dapat menghasilkan ROR sebesar 13.5%, maka earning per share (EPS)
adalah $7 (13.5% X 51.87). Total earning perusahaan adalah $7 juta (7 X 1 juta
lembar saham).
Jika terjadi exercise waran saat ini
, katakanlah perusahaan harus mengeluarkan 100.000 lembar saham baru dengan
harga sebesar exercise price yang hanya $22 (jauh di bawah harga pasar $51.87).
Ini berarti perusahaan memperoleh dana baru sebesar $2,2 juta (dari 22 X
100.000). Dana $2,2 juta ini akan menghasilkan earning sebesar $297,000 (dari
2.2 juta X 13.5%). Maka EPSnya adalah: ($7 juta + $297,000) / ($1 juta + 0,1
juta) = $6.63. Angka ini lebih kecil dibandinglkan dengan EPS sebesar $7.
G.
Konvertibel
Surat berharga konvertibel (convertible
securities) adalah obligasi atau saham preferen
atau penerbitan hutang yang dapat ditukarkan dengan sejumlah lembar saham biasa
sesuai dengan keinginan pemiliknya. Salah satu ciri terpenting adalah berapa banyak saham yang
akan diterima oleh pemilik konvertibel jika ia memutuskan akan menukarkan
miliknya. Cirri ini didefinisikan sebagai rasio konversi (conversion ratio) dan
ia memberikan hak kepada pemilik konvertibel untuk menukarkan surab berharga
dengan sejumlah saham yang ditetapkan. Berkaitan dengan ratio konfersi adalah
harga konversi (conversion price), yaitu harga efektif yang dibayarkan untuk
saham biasa pada waktu konfersi dilakukan. Jadi, pada dasarnya konvertibel sama
dengan obligasi yang disertai warrant.
Harga konvertibel ditetapkan pada
waktu ditetapkan rencana penerbitan obligasi konvertibel.
Faktor lain yang bisa menyebabkan
perubahan harga dan rasio konversi adalah klausal yang melindungi konvertibel
dari pengurangan nilai saham, karena karena adanya pemecahan saham, deviden
saham, dan penjualan saham biasa dibawah harga normal. Kalusal seperti ini merupakan
cirri baku dari hamper semua konvertibel.
Ketika
sekuritas yang di konversikan
ini pada awalnya diterbitkan, perusahaan menerima pemasukan dari penjualan itu, dikurangi dengan biaya
pengembangan. Inilah satu-satunya saat dimana perusahaan mendapat pemasukan
dari penerbitan convertable securities. Kemudian perusahaan memperlakukannya
seolah-olah saham preferen biasa atau surat hutang, dengan membayar deviden
atau bunga secara teratur. Bila pemilik sekuritas itu ingin meng-exercise suatu
option untuk menukarkan convertible security itu dengan saham biasa, ia
dapat melekukannya kapan saja sesuai ketentuan yang dinyatakan pada saat
penerbitan. Keinginan untuk mengkonversikan itu pada umumnya mengikuti kenaikan
harga saham biasa. Setelah pemilik convertible security menukarnya dengan saham
biasa, pemiliknya tidak pernah bisa menukarnya kembali menjadi convertible
security. Dai sejak itu, pemilik diperlukan seperti pemilik saham biasa lainya
dan hanya menerima deviden dari saham biasa saja.
H.
Karakteristik dan
Sifat Convertible security
Ø Rasio konversi
Banyaknya lembar saham biasa yang dapat ditukarkan
denga Convertible security seperti pada awal penerbitan. Pada sejumlah
penerbitan, Rasio konversi ini dinyatakan secara langsung.
Ø Nilai
konversi
Nilai konversi adalah total nilai pasar untuk saham
biasa yang dapat ditukarkan dengan Convertible security.
Nilai konversi = rasio konversi X nilai
pasar per lembar saham biasa
Ø Nilai
sekuritas
Nilai sekuritas ( nilai obligasi, sebutan yanng lazim)
Convertible security adalah harga Convertible itu bila tidak ada
sifat-sifat konversinya. Ini dihitung dengan menetukan tingkat pengembalian
yang diinginkan penerbitan lurus ( tidak bisa dikonversikan ) dengan kualitas
yang sama dan menentukan nilai suku bunga sekarang dan pembayaran pokok hutang
pada tingkat pengembalian ini. Maka, entah apapun yang terjadi pada nilai saham
biasa perusahaan itu, nilai terendah dengan mana Convertible itu bisa
turun haruslah nilainya sebagai straight bond atau saham preferen.
Ø Periode
konversi
Periode selama konversi itu bisa ditukarkann dengan saham
biasa di batasi. Kerap kali konversi tidak diperkenankan sampai sekian tahun
berlalu, atau dibatasi dengan tanggal berakhir penukaran. Namun masih ada
Convertible yang bisa ditukarkan kapan saja sepanjang umur mereka. Dalam kasus
manapun, peiode konversi ditentukan ketika pertama kali diterbitkan.
Ø Premium
konversi
Yakni perbedaan
antara harga pasar Convertible dengan yang lebih tinggi antara nilai
sekuritas dan nilai konversinnya. Dimana didefinisikan sebagai:
Premuim
konversi = harga pasar Convertible itu X yang lebih tinggi dari nilai
sekuritas dan nilai konversi.
I.
Alasan Dasar Penggunaan Konvertibel
Alasan tradisional untuk menjual
konvertibel ialah bahwa suku bunga obligasi rendah dan harga konversinya juga
merupakan premi di atas harga saham biasa saat ini. Alasan utama
memilih menerbitkan Convertible dan bukannya hutang langsung, saham preferen,
atau saham biasa adalah bahwa suku bunga pada Convertible tidak peduli
terhadap tingkat resiko perusahaan penerbitnya. Obligasi onvertibel dapat dipandang
sebagai suatu paket hutang perusahaan ditambah opsi yang terkandung di dalamya.
Sementara risiko dan ketidakpastian yang lebih tinggi mengakibatkan suku buga
yang lebih tinggi dalam hutang langsung, namun ini tidak perlu terjadi pada Convertible. Sifat
Convertible mendapat keuntungan dari kenaikan risiko dan ketidak pastian
dan kenaikan volatilitas harga saham yang mengikutinya. Akibatnya, sifat
konversi berharga apabila harga saham naik; bila tidak, nilai nya nol. Semakin
besar risiko dan volatilitas harga saham maka semakin besar kemungkinan sifat
konversi akan menjadi nilai tersendiri sebelum tanggal kadaluarsa. Akibat nya
semakin besar resiko dan ketidakpastian, akan semakin besar pula nilai
sifat konversi nya dari convertible. Maka, efek negatif kenaikan dalam risiko
dan ketidakpastian pada bagian hutang langsung sebuah convertible
sebagianya diimbangi oleh efek positif pada sifat konversinya.
J.
Valuasi
convertible
Secara konseptual, obligasi
konvertibel merupakan kombinasi dari obligasi langsung dengan sebuah opsi.
Jadi, obligasi konvertibel dapat dinilai dengan menggunakan menghitung nilai
opsi yang dicantumkan dalam syarat-syarat konvertibilitas. Brennan dan Schwart
(1977,1980) memasukkan pertimbangan beberapa risiko seperti kepailitan,
ketentuan opsi tarik, dan hubungan antara nilai dari saham penyangga dan nilai
obligasi konvertibel yang mendekati masa jatuh temponya.
Valuasi convertible terutama tergantung
pada dua faktor : nilai surat hutang langsung atau saham preferen dan nilai
sekuritas itu bila dikonversikan menjadi saham biasa. Yang menambah rumit
valuasi adalah fakta bahwa investor pda umumnya mau membanyar premium
untuk privilese konversi itu, yang memungkinkan mereka mengghedge terhadap masa
depan. Bila harga saham bisa naik, investor mau berpartisipasi dalam capital
gain; bila turun, convertible security itu bisa jatuh hanya sampai kenilainya
sebagai surat hutang langsung atau saham preferen.
1. Weston,
J.Fred dan Thomas E.Copeland. Manajemen
Keuangan. Edisi kedelapan (edisi revisi) – Jilid 2. 1992. Jakarta Barat:
Binarupa Aksara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar