MANAJEMEN KEUANGAN II
“PEMBIAYAAN SAHAM
BIASA, HUTANG, DAN SAHAM PREFEREN”
Disusun
untuk memenuhi tugas mata kuliah manajemen Keuangan II di semester empat
Prodi
S1 Manajamen
Di susun oleh :
1. Anggraeni
Puspita Sari. (5130014014)
2. Ainul
Firda (5130014017)
3. Fitri
Alfiah Dewi (5130014028)
4. Nur Aini
(5230014001)
5. Ade
Suriani Dianini (5230014010)
Dosen Pembimbing
:
Ninnasi Muttaqiin, S.M.B., M.SM.
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA
TAHUN 2016
BAB 1
PEMBAHASAN
A. Saham Biasa
Merupakan saham yang menempatkan pemiliknya
paling junior dalam hal pembagian dividen dan hak atas harta kekayaan
perusahaan apabila perusahaan tersebut dilikuidasi karena
pemilik saham biasa ini tidak memiliki hak-hak istimewa.Pemilik saham biasa juga tidak akan memperoleh
pembayaran dividen selama perusahaan tidak memperoleh laba. Setiap
pemilik saham memiliki hak suara dalam rapat umum pemegang saham /RUPS dengan
ketentuan one share one vote. Pemegang saham biasa memiliki tanggung jawab
terbatas terhadap klaim pihak lain sebesar proporsi sahamnya dan memiliki hak
untuk mengalihkan kepemilikan sahamnya kepada orang lain. Saham biasa
ini merupakan saham yang paling banyak dikenal dan diperdagangkan di pasar.
Saham merupakan sumber dana utama dari perusahaan dan merupakan
bagian dari modal sendiri, dimana terdiri dari :
Ø Modal disetor (nominal)
Ø Agio saham (disagio saham)
Ø Laba ditahan (retained earning)
a. Karakteristik Saham Biasa
Ø Hak didahulukan, bila organisasi penerbit
menerbitkan saham baru
Ø Tanggung jawab terbatas, pada jumlah yang
diberikan saja
b. Hak-Hak Pemegang Saham Biasa
Hak Kolektif
:
Ø Mengubah anggaran dasar perusahaan.
Ø Membuat dan mengubah ART perusahaan.
Ø Memilih direksi perusahaan.
Ø Menyetujui dan mengesahkan penjualan aktiva
tetap.
Ø Mengadakan merger.
Ø Mengubah jumlah saham biasa.
Ø Menerbitkan surat berharga.
Hak Individual :
Ø Hak suara dalam RUPS.
Ø Menjual saham kepada orang lain.
Ø Memeriksa pembukuan.
Ø Memperoleh sisa penjualan aktiva hasil
likuidasi.
c. Faktor
yang dipertimbangkan dalam pembiayaan saham biasa
- Pembagian laba
- Pengendalian perusahaan
- Pembagian resiko.
d. Evaluasi
Saham Dilihat dari Sudut Pandang :
Emiten :
Ø Keunggulan pembiayaan dengan saham biasa :
Ø Tidak membayar dividen tetap (biaya modal).
Ø Tidak memiliki tanggal jatuh tempo.
Ø Dapat digunakan untuk menyangga kerugian.
Ø Lebih mudah terjual dibanding obligasi.
Ø Dividen dikenakan pajak yang lebih rendah.
Kelemahan pembiayaan dengan saham biasa :
Ø Berkurangnya hak suara pemilik saham lama.
Ø Saham lebih banyak memberi hak atas laba.
Ø Biaya penerbitan saham lebih mahal dari biaya
penerbitan obligasi.
Ø Biaya modal dari saham biasa umumnya lebih
tinggi dari biaya modal dari hutang.
Masyarakat :
Ø Perusahaan akan terpengaruh karena penurunan
laba.
Ø Tidak melibatkan biaya tetap.
e. Metode
Penjualan Saham Biasa
- Penawaran Penanggungan : menjual saham baru kepada masyarakat melalui bank investasi (under writer) dengan jaminan penjualan 100%.
- Stand by Agreement : menjual saham baru kepada masyarakat melalui bank investasi dengan jaminan kurang dari 100%.
- Penawaran hak murni : menjual saham biasa baru kepada pemilik saham lama tanpa melalui bank investasi.
Metode
|
Keunggulan
|
Kelemahan
|
Penawaran Penanggungan
|
1.
Distribusi
luas.
2.
Dana pasti diterima.
|
1. Biaya
penanggungan paling mahal
|
Standby Agreement
|
1.
Biaya
penanggungan rendah.
2. Harga
per lembar saham lebih murah.
3.
Dana
diterima relatif pasti.
4.
Meningkatkan
kesetiaan.
5.
Pemegang
saham lama.
|
1.
Distribusi
tidak luas.
2. Pemegang
yang tidak memanfaatkan hak akan rugi.
|
Penawaran Hak Murni
|
1.
Tanpa
biaya penanggungan
2.
Meningkatkan
kesetiaan pemilik saham lama.
|
1.
Distribusi
tidak luas.
2.
Penurunan
harga saham cukup berarti.
3. Pemegang
yang tidak memanfaatkan hak akan rugi.
|
B. Hutang
a. Keputusan Untuk Menggunakan Hutang
Dari
sudut pandang para pemegang hutang jangka panjang, risiko hutang lebih kecil
dibanding saham biasa atau saham preferen. Meskipun begitu, hutang dianggap
memiliki keunggulan terbatas dipandang dari segi laba, dan dianggap lemah
dipandang dari segi pegadaian.
Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut:
1.
Dari
Segi Resiko, hutang dipandang lebih menguntungkan dibanding saham biasa atau
preferen karena hutang memberi prioritas utama dalam hal laba dan juga
likuidasi. Hutang juga memiliki masa jatuh tempo yang pasti dan dilindungi oleh
akad dalam indenture.
2.
Dari
Segi Laba, para pemegang obligasi memiliki hasil pengembalian tetap, kecuali
dalam kasus obligasi pendapatan atau surat hutang dengan suku bunga mengambang.
Pembayaran bunga tidak bergantung pada tingkat laba perusahaan atau suku bunga
pasar yang sedang berlaku.
3.
Dari
Segi Pengendalian, pemegang obligasi biasanya tidak memiliki hak suara.
Meskipun begitu, jika sampai obligasi dinyatakan tak dapat dibayar, pemegang
obligasi dapat mengambil alih kendali perusahaan.
b. Evaluasi Hutang Dilihat dari Sudut Pandang
Keunggulannya:
1. Biayanya
hutang terbatas. Pemegang obligasi tidak ikut menikmati laba yang sedang
melambung.
2.
Hasil
pengembalian yang diharapkan biasanya lebih rendah dibanding saham biasa.
3.
Pemilik
perusahaan tidak berbagi pengendalian perusahaannya.
4.
Pembayaran
bunga hutang bisa dikurangi sebgai beban pajak.
5.
Keluwesan
dalam struktur pembiayaan dapat dicapai dengan pencantuman persyaratan opsi
tarik dalam indeture obligasi.
Kelemahannya:
- Hutang memiliki biaya tetap, jika laba perusahaan mengalami kemunduran tajam, untuk membayar bunga hutang mungkin tidak dapat dipenuhi.
- Leverage keuangan yang semakin tinggi memerlukan tingkat laba yang semakin tinggi pula.
- Hutang buasanya memiliki masa jatuh tempo yang pasti, dan sewajarnya jika perusahaan harus mampu melunasi sesuai dengan waktu yang ditetapkan.
- Bobot resiko yang tinggi.
- Persyaratan indenture cenmderung lebih panjang dibanding dalam persyaratan hutang jangka pendek.
- Ada batasan sampai berapa besar dana dari hutang bisa digali.
C. Saham Preferen
Saham
preferen adalah saham dengan kelas khusus yang memiliki beberapa preferensi
atau kelebihan atau fitur yang tidak dimiliki oleh saham biasa. Karakteristik
berikut adalah yang paling sering berkaitan dengan penerbitan saham preferen :
1.
Preferensi atau
deviden
2.
Preferensi atas
aktiva pada saat likuidasi
3.
Dapat dikonversi
menjadi saham biasa
4.
Dapat ditebus
pada opsi perseroan
5.
Tidak mempunyai
hak suara
Saham preferen biasanya diterbitkan
dengan suatu nilai pari dan preferensi deviden dinyatakan sebagai suatu
persentase dari nilai pari. Prefernsi untuk deviden tidak memastikan bahwa
deviden akan dibayar . hal itu hanya merupakan jaminan bahwa tingkat deviden
yang ditetapkan atau jumlah yang dapat ditetapkan pada saham preferen harus
dibayar sebelum ada deviden yang dibayar untuk saham biasa
a. Penggunaan Saham Preferen Dalam Keputusan
Pembiayaan
Saham preferen
merupakan saham yang mempunyai hak khusus melebihi pemegang saham biasa. Saham
preferen disebut juga dengan saham istimewa sebab mempunyai banyak
keistimewaan. Biasanya keistimewaan ini dihubungkan dalam hal pembagian deviden
atau pembagian aktiva pada saat likuiditas.
Saham preferen
merupakan saham yang mempunyai sifat gabungan (hybrid) antara obligasi (bond)
dan saham biasa, seperti bond yang membayarkan harga atas pinjaman, saham
preferen juga memberikan hasil yang tetap berupa deviden preferen seperti saham
biasa dalam hal likuidasi klaim pemegang saham preferen dibawah klaim pemegang
obligasi (bond) dibandingkan dengan saham biasa, saham preferen mempunyai
beberapa hak, yaitu hak atas deviden tetap dan hak pembayaran terlebih dahulu
jika terjadi likuidasi (Jogianto, 2000:59).
b. Macam-Macam Saham Preferen :
1. Saham preferen kumulatif. Saham preferen kumulatif adalah saham preferen yang devidennya setiap
tahun harus dibayarkan kepada pemegang saham dengan kata lain saham ini
merupakan saham yang dijamin akan memperoleh deviden setiap tahunnya. Apabila
dalam satu tahun deviden tidak dapat dibayarkan maka par tahun-tahun berikutnya deviden yang belum
dibayar tersebut harus dilunasi dulu sehingga dapat mengadakan pembagian
deviden untuk saham biasa.
2. Saham preferen tidak kumulatif. Saham ini merupakan kebalikan dari saham preferen kumulatif. Dalam saham
preferen tidak kumulatif pemegang saham tidak akan memperoleh pembagian
keuntungan secara penuh manakala dalam suatu periode ada deviden yang belum
dibayar. Dalam saham jenis ini, pemegang saham preferen akan mendapat prioritas
akan tetapi hanya sampai pada jumlah tertentu sehingga tidak seluruh deviden
yang tidak dibayar akan dipenuhi seluruhnya, kadangkala tidak menutup
kemungkinan bahwa deviden yang tidak dibayar pada tahun sebelumnya tidak akan
dibayar ditahun kemudian.
3. Saham preferen partisipasi.. Saham ini merupakan saham preferen dalam hak devidennya
tidak terbatas dalam jumlah tertentu. Ini berarti saham ini disamping
memperoleh deviden tetap juga akan memperoleh bonus (tambahan) deviden manakala
perusahaan mencapai sasaran yang telah digariskan.
4. Saham preferen konvertibel (Convertible
prefered stocks). Adalah saham preferen yang dapat diukur
dengan surat berharga lain yang dikeluarkan oleh perusahaan lain yang
menerbitkan saham ini umumnya hak konversi ditujukan untuk dapat ditukarnya
saham preferen dengan saham biasa. Meskipun saham preferen umumnya mempunyai
hak yang didahulukan dalam pembagian deviden akan tetapi dalam hubungannya
dengan kekuasaan terhadap keberadaan perusahaan sangat jauh lebih kecil
dibandingkan dengan saham biasa.
Dalam beberapa jenis analisis, saham preferen
diperlakukan sebagai hutang. Hal ini terjadi misalnya, dalam analisis yang
dilakukan oleh calon pemegang
saham, yang mempertimbangkan fuktuasi laba karena adanya beban biaya surat
berharga yang tetap. Lain halnya jika analisis dilakukan oleh pemegang obligasi yang sedang mengkaji posisi perusahaan
terhadap kemunduran penjualan atau labanya. Karena deviden atas saham preferen
tidak digolongkan sebagai kelalaian perusahaan memenuhi kewajibannya. Saham
preferen merupakan sebuah sarana peredam yang menyediakan saran kepemilikan
tambahan. Bagi parapemegang saham, saham preferen lebih merupakan
instrumen yang mendorong leverage seperti halnya hutang. Bagi para kreditor saham preferen merupakan modal
tambahan. Jadi, saham preferen ini dapat diperlakukan sebagai hutang atau
sebagai kepemilikan tergantung pada segi permasalahan yang dipertimbangkan.
1. Prioritas terhadap Aktiva dan Laba. Kita jumpai dua ketentuan yang ditetapkan
untuk mencegah agar hak prioritas ini dipatuhi. Pertama ialah bahwa tanpa
persetujuan pemegang saham preferen, tidak boleh diterbitkan surat-surat
berharga yang mempunyai hak klaim yang lebih tinggi atau sama. Yang kedua ialah
adanya laba yang ditahan. Perusahaan harus memiliki jumlah minimum laba
ditahan sebelum dividen saham biasa boleh dibagikan.
2. Dividen Kumulatif. Sebagian besar emisi saham preferen selalu
memberikan apa yang disebut dividen kumulatif, yang artinya bahwa seluruh
dividen saham preferen yang belum terlunasi harus diselesaikan sebelum
perusahaan membayar dividen saham biasanya. Fasilitas kumulatif dalam saham
preferen merupakan sarana untuk melindungi kepentingan pemegangnya. Seandainya
saham preferen tidak memiliki fasilitas kumulatif, dividen saham perusahaan
mungkin saja tidak dibayarkan selama beberapa tahun.
c. Beberapa Ketentuan yang Kurang Umum
Saham preferen memiliki beberapa ketentuan yang tidak mutlak harus ada
dalam setiap bentuk saham preferen, yaitu:
- Hak Suara. Kadang-kadang pemegang saham preferen diberi hak suara untuk memilih para direktur perusahan.
- Berpartisipasi. Meskipun jarang, ada jenis saham preferen tertentu yang dapat berpartisipasi bersama saham biasa dalam hal pembagian laba perusahaan.
- Dana Cadangan Pelunasan Hutang. Beberapa emisi saham preferen mengaharuskan perusahaan menyediakan dana cadangan tertentu dalam jumlah minimum tertentu.
- Jatuh Tempo. Kebanyakan saham pereferen tidak pernah ada masa jatuh temponya, yaitu kapan saham itu harus ditebus kembali.
- Fasilitas Opsi Tarik. Fasilitas opsi tarik memberi perusahaan emiten untuk menebus kembali saham preferen, seperti halnya obligasi.
- Tingkat Dividen Yang Luwes. Para pemegang saham preferen akan menderita kerugian dalam perekonomian yang mengalami inflasi, karena besarnya dividen tetap dan harus menanggung resiko merosotnya nilai saham dipasar.
- Saham Preferen Dengan Tingkat Lelang. Baik ARPS maupun saham preferen dengan tingkat lelang mempunyai tingkat deviden mengambang dan keringanan pajak.
d. Evaluasi Saham Preferen Dilihat dari Sudut
Pandang
Aktivitas menjual saham preferen mempunyai beberapa keunggulan dan
kelemahan.
Keunggulan yang bisa dinikmati oleh pihak perusahaan emiten saham
preferen adalah:
- Berlawanan dengan obligasi, perusahaan tidak terikat untuk membayar dividen saham preferen.
- Sebuah perusahaan yang ingin memperluas usahanya karena tingkat labanya cukup tinggi dapat memberikan laba yang lebih tinggi bagi para pemilik pertama.
- Dengan menjual saham preferen, manajer keuangan perusahaan dapat menghindarkan pembagian saham yang merata.
- Mengijinkan perusahaan untuk menghindari pemegang saham preferen ikut mengendalikan perusahaan melalui hak suara.
- Saham Preferen memungkinkan perusahaan mencadangkan aktiva perusahaan yang bernilai hipotik.
- Sifatnya lebih luwes dibandingkan obligasi karena tidak memiliki jatuh tempo dan juga tidak harus disediakan cadangan pelunasan hutang.
Sedangkan kelemahan dari saham preferen bagi
pihak perusahaan emiten sebagai berikut:
- Pada umumnya saham preferen harus dijual dengan tarif yang lebih tinggi dibanding obligasi.
- Dividen yang dibayarkan kepada para pemegang saham preferen tidak bisa dikurangkan dalam perhitungan pajak penghasilan perusahaan.
- Biaya saham preferen setelah pajak seringkali sama besar dengan jumlah dividennya.
Bagi investor, saham preferen memiliki
beberapa keunggulan seperti berikut:
- Saham preferen menghasilkan hasil yang relatif stabil
- Pemegang saham preferen lebih diprioritaskan dibanding pemegang saham biasa pada kasus likuidasi
- Banyak perusahaan lebih sering menginvestasikan uang dalam saham preferen karena 70 atau 80 persen dari dividen yang diterima tidak terkena pajak
Bagi investor, saham preferen
memiliki beberapa kelemahan seperti berikut:
- Meskipun para pemegang saham preferen kurang terpengaruh oleh resiko kepemilikan perusahaan namun hasil pengembalian yang diperoleh sangat terbatas.
- Fluktuasi harga saham preferen lebih besar dibanding harga obligasi, tetapi hasil yang diperoleh sering lebih sedikit dibanding bunga obligasi.
- Para pemegang saham preferen tidak mempunyai hak paksa atas dividen.
- Jumlah akumulatif dividen yang tertunggak, yang diselesaikan dengan pembayaran kas tidak sebanding dengan jumlah yang terhutang.
e. Penarikan Kembali Hutang Atau Saham Preferen
Hampir seluruh emisi obligasi dan emisi saham
preferen memiliki fasilitas opsi tarik sehingga, jika diperlukan dapat
dilakukan “paksaan” untuk menarik kembali surat berharga mereka dengan premi
opsi tarik.
Arus kas setelah pajak memiliki tiga komponen (diasumsikan bahwa tidak
ada biaya-biaya transaksi).
1.
premi
opsi tarik.
2.
emisi
hutang baru.
3.
tambahan
pokok dari hutang.
Ada dua masalah esensial. Pertama, kita harus
mempertimbangkan fakta bahwa penarikan hutang kembali akan sedikit merubah
struktur modal perusahaan karena nilai pasar emisi hutang baru melebihi nilai
pasar hutang yang ada. Ini biasanya menyebabkan perusahaan memperoleh keuntungan
dari segi perpajakan karena leverage. Masalah kedua, hutang yang dapat ditarik
sebaiknya tidak dijual dengan harga yang melebihi opsi tarik ditambah premi
yang kurang lebih sama dengan pembiayaan penerbitan sewaktu memanfaatkan
fasilitas opsi tarik
f. Keputusan pembiayaan dengan saham Preferen :
- Bila laba cukup tinggi (> WACC), perusahaan lebih menguntungkan hutang daripada saham preferen.
- Bila laba dan penjualan perusahaan berfluktuasi, maka lebih menguntungkan menggunakan saham preferen
- Pembiayaan saham preferen tepat bila jumlah hutang sudah cukup tinggi sehingga perusahaan sulit untuk dapat tambahan hutang.
- Lebih disenangi pemilik saham biasa karena tidak akan merubah pengendalian perusahaan.
http://makalah17.blogspot.co.id/2013/04/saham-preferen.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar