MANAJEMEN KEUANGAN II
“PERUSAHAAN MULTINASIONAL”
Di
susun oleh :
1. AnggraeniPuspita
Sari. (5130014014)
2. Ainul
Firda (5130014017)
3. Fitri
Alfiah Dewi (5130014028)
4. Nur Aini
(5230014001)
5. Ade
Suriani Dianini (5230014010)
Dosen Pembimbing
:
Ninnasi Muttaqiin, S.M.B., M.SM.
PRODI S1 MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA
TAHUN 2016
BAB I
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Perusahaan Multinasional
Ekspor-impor
dalam perdagangan internasional biasanya merupakan tahap awal dari operasi
internasional sebuah perusahaan. Perdagangan ini lalu di ikuti oleh para
perusahaan internasional lainnya seperti usaha patungan,penanaman modal asing
dan system lisensi.Pola bisnis demikian (usaha patumgan,penanaman modal
asing,dan sestem lisensi)merupakan bentuk kegiatan dari perusahaan
multinasional atau multi national corporation(MNC).
Perusahaan multinasional merupakan factor
utama dalam panggung bisnis internasional.jenis perusahaan ini pada saat
sekarang memegang peranan yang penting untuk sebagian besar transaksi.
Kekuasaan dan pengaruh perusahaan multinasional makin menarik perhatian
pemerintah,karena makin besarnya pengaruh mereka. Subjek dalam perdagangan
internasional secara tegas sangat memperhitungkan peran pemerintah yang besar
dalam hubungan nya dengan multinational corporation (MNC). Serta perusahaan
lain yang berkecimpung dalam bisnis internasional.
Menurut kamus ekonomi,perusahaan
multinasional adalah sebuah perusahaan yang wilayah oprasinya meliputi sejumlah
negaradan memiliki fasilitas produksi dan pelayanan diluar negaranya sendiri
(Rusmadi 2001). Tujuan sebuah MNC secara umum adalah memaksimumkan kekayaan pemegang
saham. Jika tujuannya adalah untuk memaksimumkan laba di masa depan,
kebijakan-kebijakan perusahaan mesti berbeda dengan kebijakan yang mungkin
dikeluarkan seandainya tujuannya adalah untuk memaksimumkan kekayaan pemegang
saham.
2.2 Teori Bisnis Internasional
- Teori Keunggulan Komparatif Klasik (Theory of Comparative Advantage). Teori yang menyatakan bahwa masing-masing negara memiliki keunggulan untuk berspesialisasi dalam produk-produk yang bisa diproduksi dengan biaya yang relatif efisien.
- Teori Pasar Tidak Sempurna. Teori yang menyatakan bahwa karena adanya biaya dari transfer tenaga kerja dan sumber daya lain bagi tujuan produksi, perusahaan mungkin berupaya menggunakan faktor-faktor produksi luar negeri jika faktor-faktor ini lebih murah daripada faktor-faktor lokal.
- Teori Siklus Produk (Product cycle theory). Teori yang menyatakan bahwa sebuah perusahaan awalnya berusaha memantapkan dirinya dalam pasar lokal dan kemudian berekspansi ke dalam pasar luar negeri sebagai reaksi terhadap permintaan asing atas produk-produknya.
2.3 Pasar Valuta Asing
& Nilai Tukar
Pasar valuta asing atau yang biasa disebut
Valas, adalah pertukaran uang dari nilai mata uang yang berbeda. Valuta asing
merupakan suatu mekanisme di mana orang dapat mentransfer daya beli
antarnegara, memperoleh atau menyediakan kredit untuk transaksi perdagangan
internasioanal, dan meminimalkan kemungkinan resiko kerugian (exposure of risk)
akibat terjadinya fluktuasi kurs suatu mata uang.
Fungsi Pasar Valuta Asing adalah :
1) Transfer
Daya Beli (Transfer of Purchasing Power) . Dalam perdagangan internasional
hal ini sangatlah diperlukan, karena pada dasarnya untuk menjual atau membeli
sebuah barang di luar negeri kita harus menggunakan mata uang yang berlaku di
tempat tinggal atau negara suatu pihak.
2) Penyediaan
Kredit. Pengiriman barang antar negara dalam perdagangan internasional
membutuhkan waktu, oleh karena itu haru ada suatu cara untuk membiayai
barang-barang dalam perjalanan pengiriman tersebut termasuk setelah barang
sampai ke tempat tujuan yang basanya memerlukan beberapa waktu untuk membiayai
barang-barang dalam perjalanan pengiriman tersebut termasuk setelah barang
sampai ke tujuan yang biasanya memerlukan beberapa waktu untuk kemudian dijual
kepada pembeli.
3) Mengurangi
Resiko Valas. Importir menghindari kemungkinan resiko yang tidak diperkirakan
seperti perubahan kurs saat transaksi. Melalui sistem ini diharapkan untuk
tidak memberikan dampak buruk terhadap besarnya keuntungan yang telah
diperkirakan.
Tujuan
Melakukan Transaksi Valuta Asing (Valas)
Ada beberapa tujuan dalam
melakukan transaksi valas, diantaranya adalah :
a) Untuk
mempertahankan daya beli
b) Sebagai
transaksi pembayaran
c) Pengiriman
ke luar negeri
d) Mencari
keuntungan
Para Pelaku Pasar Valuta Asing (Valas)
1. Dealer
(Market maker). Berfungsi sebagai pihak
yang membuat pasar bergairah di pasa uang. Pada umumnya dealer mengkhususkan
pada mata uang tertentu dan menetapkan tingkat persediaan tertentu pada mata
uang tersebut.
2. Perusahaan
atau Perorangan. Perusahaan ataupun individu juga dapat melakukan transaksi
perdagangan valuta asing (valas). Pasar valuta asing pada umumnya dimanfaatkan
untuk memperlancar transaksi bisnis. Contoh kasus dalam hal ini adalah
eksportir, importir, investor internasional, perusahaan multinasional dan lain
sebagainya.
3. Spekulan
dan Arbitrator. Orang yang mengeksploitasi perbedaan kurs antar valas. Peran
spekulan dan arbitrator semata - mata didorong oleh motif mengejar keuntungan.
Mereke justru menuai laba dari fluktuasi drastis yang terjadi di pasar valas.
4. Bank
Sentral. Pada dasarnya Bank Sentral melakukan jual beli valuta asing untuk
menstabilkan nilai tukar mata uangnya atau juga biasa disebut dengan istilah
kegiatan intervensi.
5. Pialang.
Bertindak sebagai perantara yang mempertemukan penawaran dan permintaan
terhadap mata uang tertentu. Secara tidak langsung Pialang memiliki akses
langsung dengan dealer dan bank di seluruh dunia.
6. Pemerintah.
Adapun tujuan pemerintah melakukan transaksi valuta asing antara lain untuk
membayar hutang luar negeri, menerima pendapatan dari luar neger yang harus
ditukarkan lagi kedalam mata uang lokal.
Fungsi
Valuta Asing
Valuta
asing bagi setiap negara saat ini memiliki peran yang cukup besar dalam
melakukan hubungan dengan luar negeri, terutama hubungan dagang atau
perdagangan internasional. Adapun fungsi dari valuta asing antara lain dapat
dipergunakan sebagai :...
- Alat Tukar Internasional : Valuta asing dapat
dipergunakan sebagai alat perantara untuk mengadakan tukar-menukar barang
atau jasa dengan negara lain. Contohnya, jika Indonesia mengimpor biji
gandum dari Amerika Serikat maka pembayarannya tidak dilakukan dengan mata
uang rupiah, tetapi menggunakan valuta asing (misalnya dengan Valas Dollar
Amerika Serikat).
- Alat Pembayaran Internasional : Jika pemerintah mempunyai utang
dari negara lain maka pembayaran cicilan utang dan bunganya harus
dilakukan dengan valuta asing. Dalam hal ini valuta asing dapat
dipergunakan sebagai alat untuk mengadapakan pembayaran dengan negara
lain.
- Alat Pengendali Kurs : Kurs sendiri dapat diartikan
sebagai perbandingan nilai mata uang suatu negara terhadap mata uang
negara lain, dimana kurs mata uang suatu negara bisa menguat ataupun
melemah.Valuta asing dapat digunakan sebagai dapat alat untuk
mengendalikan kurs/nilai rupiah terhadap mata uang asing.
- Alat Memperlancar Perdagangan
Internasional : Adanya
valuta asing akan mempermudah dan memperlancar suatu negara dalam
mengadakan perdagangan dengan negara lain. Valuta asing berfungsi sebagai
alat tukar atau mempermudah perdagangan internasional. Tentunya jika tidak
ada valuta asing maka perdagangan antarnegara akan mengalami kesulitan, karena
perdagangan hanya dapat dilakukan dengan cara tukar-menukar barang dengan
barang atau barter.
2.4 Jenis Transaksi Valuta
Asing
Ada beberapa jenis Jenis-jenis transaksi valuta asing
yang terjadi di pasar valas, yaitu spot, forward, dan swap (Hanafi :2004) :
1) Transaction
Spot (transaksi spot)
Transaksi
spot merupakan transaksi valuta asing dengan penyerahan dan pembayaran saat itu
juga, meskipun dalam praktek transaksi spot akan diselesaikan pada dua hari
kerja berikutnya. Misalnya kontrak jual beli suatu mata uang spot dilakukan
atau ditutup pada tanggal 10 agustus 2007, penyerahan dan penyelesaian kontrak
tersebut dilakukan pada tanggal 12 agustus 2007, apabila tanggal 12 agustus
2007 tersebut kebetulan hari libur atau hari sabtu maka penyelesaiannya adalah
pada hari kerja berikutnya dan penyelesaian transaksi seperti ini disebut value
date.
2) Forward
Transaction (Transaksi berjangka)
Transaksi
forward merupakan transaksi valuta asing dengan penyerahan pada beberapa waktu
mendatang sejumlah mata uang tertentu berdasarkan sejumlah mata uang tertentu
yang lain. Kurs dalam transaksi forward ditentukan di muka sedangkan penyerahan
dan pembayaran dilakukan beberapa waktu mendatang pada saat kontrak jatuh
tempo.
Transaksi
forward ini biasanya sering digunakan untuk tujuan hedging dan spekulasi.
Hedging atau pemagaran resiko yaitu transaksi yang dilakukan semata-mata untuk
menghindari resiko kerugian akibat terjadinya perubahan kurs.
3) Swap
Transaction (Transaksi Swap)
Yaitu
transaksi pembelian dan penjualan bersamaan sejumlah tertentu mata uang dengan
2 tanggal valuta (penyerahan) yang berbeda. Pembelian dan penjualan mata uang
tersebut dilakukan pada bank lain yang sama. Jenis transaksi swap yang umum
adalah spot terhadap forward. Dealer membeli suatu mata uang dengan transaksi
spot dan secara simultan menjual kembali jumlah yang sama kepada bank lain yang
sama dengan kontrak forward. Karena itu dilakukan sebagai suatu transaksi
tunggal dengan bank lain yang sama, dealer tidak akan menghadapi resiko valas yang
tidak diperkirakan.
Seperti
dijelaskan diatas bahwa pada prinsipnya transaksi swap merupakan transaksi
tukar pakai suatu mata uang untuk jangka waktu tertetu. Transaksi swap berbeda
dengan transaksi spot atau forward. Dalam mekanisme swap, terjadi dua transaksi
sekaligus dalam waktu yang bersamaan yaitu menjual dan membeli. Penggunaan
transaksi swap sebenarnya dimaksudkan untuk menjaga kemungkinan timbulnya
kerugian yang disebabkan oleh perubahan kurs suatu mata uang. Swap dapat
dilakukan antara nasabah dengan banknya dan antara bank dengan bank Indonesia
(disebut reswap). Pemberian fasilitas reswap tersebut dilakukan atas dasar swap
point yang ditetapkan oleh bank Indonesia.
4) Option
Transaction (Transaksi Opsi)
Transaksi
Opsi merupakan kontrak untuk memperoleh hak dalam rangka membeli atau hak untuk
menjual yang tidak harus dilakukan atas sejumlah unit valuta asing pada harga
dan jangka waktu tertentu.
2.5 Paritas Daya Beli
Sebuah pendekatan atau model hubungan nilai
tukar yang lebih sesuai atau relevan di dalam jangka panjang daripada di dalam
jangka pendek adalah purchasing power parity(PPP) theory. Dimana
teori absolut dari paritas daya beli tersebut menyatakan bahwa nilai tukar
diantara dua mata uang secara sederhana adalah rasio dari tingkat harga umum
pada kedua negara tersebut. Pada prinsipnya teori paritas daya beli
menganalisis begaimana hubungan antara perubahan dan perbedaan tingkat inflasi
dengan fluktuasi kurs valas.Akan tetapi teori paritas daya beli absolut ini
tidak realistis karena tidak memperhitungkan biaya tarif, transpor, dan kuota.
Oleh karena itu, muncul teori paritas daya beli relatif yang menyatakan bahwa
harga suatu produk yang sama akan tetap berbeda karena ketidaksempurnaan pasar
yang disebabkan oleh faktor biaya tarif, transpor, dan kuota.
2.6 Penganggaran Modal
Internasional
1. Analisis
Penganggaran Modal adalah alat analisis yang digunakan MNC untuk mengevaluasi
penanaman modal asing
2. Analisis
penganggaran modal dipergunakan untuk mempertimbangkan apakah suatu rencana penanaman
modal layak atau tidak untuk dilaksanakan
Penganggaran
Modal dari Sudut Pandang Perusahaan Anak dan Peusahaan Induk :
1.
Perbedaan Pajak
Apabila
tingkat pajak yang dikenakan pemerintah tempat beradanya perusahaan anak sangat
rendah, sedangkan pajak yang dikenakan oleh pemerintah negara asal sangat
tinggi, maka proyek lebih layak dianalisis dari sudut pandang perusahaan anak
2.
Pembatasan Pemulangan Pendapatan
Kadangkala
pmerintah host country membatasi jumlah pemulangan (repatriasi) pendapatan
proyek oleh perusahaan anak keperusahaan induk pada tingkat presentasi
tertentu. Karena perusahaan induk tidak dapat menerima keseluruhan dana yang
diperoleh dari proyek, maka proyek tersebut menjadi tidak menguntungkan bagi
perusahaan induk.
3.
Biaya Administrasi yang Terlalu Mahal
Terkadang
perusahaan induk menggenakan biaya administrasi yang tinggi kepada perusahaan
anak apabila menejemen yang diterapkan adalah sentralisasi. Bagi perusahaan
anak, biaya administrasi tersebut merupakan pendapatan. Dalam kasus ini, pendapatan
dari proyek akan terlihat kecil dari sudut pandang perusahaan induk. Karena
itu, dari sudut pandang perusahaan induk proyek tersebut menjadi lebih
menguntungkan
4.
Perubahan Kurs Valuta Asing
Ketika
pendapatan MNC dikirimkan keperusahaan induk, maka pendapatan tersebut akan
dikonversikan ke mata uang negara asal. Karena itu jumlah dana yang akan
diterima perusahaan induk akan dipengaruhi oleh perubahan kurs. Apabila
pembiayaan proyek dilakukan dari sudut pandang perusahaan anak, maka aliran kas
yang diperoleh perusahaan anak tidak akan dipengaruhi oleh kusr karena tidak
perlu dikonversikan ke mata uang negara asal.
2.7 Faktor yang Memepengaruhi Penganggaran Modal
Multinasional
Ada beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dalam
penganggaran modal MNC, antara lain;
1. Fluktuasi
valuta asing. Valuta asing selalu berfluktuasi sepanjang waktu, baik menguat
maupun melemah. Sulitnya peramalan kurs secara benar dan akurat menyebabkan MNC
haurus membuat beberapa skenario untuk mengantisipasi perubahan valuta asing.
Ada dua skenario yang dapat dipergunakan, yaitu skenario pesimis dan skenario
optimis.
2. Inflasi .
Inflasi terjadi apabila biaya variabel per unit dan harga barang secara umum
naik terus menerus. Inflasi dalam setiap negara dapat berubah dari tahun ke
tahun, sehingga akan mempengaruhi aliran khas neto suatu proyek. Peramalan
inflasi yang tidak akurat akan menyebabkan ketidakakuratkan peramalan aliran
kas neto. Tingkat inflasi di beberapa negara berkembang dapat mencapai 200%
atau lebih. Hal ini menyebabkan perusahaan anak tidak mungkin melakukan
peramalan tingkat inflasi secara akurat.
3. Struktur
penganggaran. Nilai sebuah proyek ditentukan oleh struktur penganggaran
perusahaan karena dengan sumber pembiayaan yang berbeda, biaya modal akan
berbeda pula. Dan hasil akhirnya, NPV juga berubah. Sebuah perusahaan dapat
memilih bentuk pembiayaan dengan modal sendiri atau meminjam dari bank atau
lembaga keuangan. Bentuk alternatif pembiayaan seperti ini dapat pula
ditentukan dengan analisis penganggaran modal.
4. Blocked
fund. Dalam beberapa kasus, negara tuan rumah mungkin melakukan pelarangan atas
dana yang akan dikirimkan oleh perusahaan anak ke perusahaan induk. Sebagai
contoh, beberapa negara mungkin mengharuskan pendapatan yang diterima
perusahaan anak diinvestasikan kembali di negara tuan rumah delama jangka waktu
kurang lebih tiga tahun sebelum pendapatan tersebut di izinkan untuk dikirimkan
ke negara asal.
5. Ketentuan
pembayaraan. Perusahaan induk kadang kala memaksa perusahaan anak untuk
mengirimkan dana dalam persentase tetap ( dihitung dari pendapatannya ).
Tindakan ini akan memperumit peramalan jumlah dana yang harus dikirimkan ke
perusahaan induk.
6. Nilai
sisa. Besaranya nilai sisa ( salvage value ) proyek MNC memberikan pengaruh
yang signifikan terhadap NPV proyek. Apabila salvage value tidak tentu, maka
MNC tidak akan mengetahui dengan pasti nilai salvage value yang akan dipakai
dalam menghitung NPV perusahaan dan harus mengestimasikan ulang NPV didasarkan
pada perubahan salvage value tersebut.
7. Insentif
pemerintahan negara asal. Proyek baru MNC diluar negeri dapat memberikan dampak
yang menguntungkan bagi kondisi perekonomian negara asal. Karena itu, investasi
berupa pendirian perusahaan anak di luar negeri sangat didukung oleh pemerintah
negara asal. Berbagai insentif ditawarkan oleh pemerintah negara asal, antara
lain berupa pinjaman dengan bunga rendah dan pengurangan tingkat pajak. Hal ini
mempengaruhi analisis pengangaran modal.
8. Biaya
social. Suatu proyek perlu memasukkan biaya sosisl dalam perhitungan
pengeluaran operasional normal. Biaya sosial ini dapat berupa penyediaan tempat
tinggal, pendidikan, dan perawatan kesehatan bagi pekerja. Biaya-biaya ini
dapat diperhitungkan secara langsung dalam estimasi aliran kas periodik.
Pengabaian biaya sosial akan menghasilkan Keputusan penganggaran modal yang
keliru.
9. Pengambilan
oleh pemerintahan negara tuan rumah. Salah satu bentuk risiko bentuk negara
yang akan dihadapi MNC adalah diambilalihnya perusahaan anak oleh pemerintah
setempat. Risiko seperti ini akan mempengaruhi NPV. Karena itu perusahaan perlu
memperkirakan NPV proyek, sbelum diambil alih.
2.8 Penyesuaian Resiko
dalam Analisi Proyek
- Penyesuaian Tingkat Diskonto. Dengan mengganggap hal lain tetap, maka tingkat penyesuaian resiko dapat dihitung dari tingkat diskonto perusahaan. Tingkat diskonto cenderung mengurangi nilai proyek secara keseluruhan. Pendekatan ini secara mudah digunakan, tetapi apabila aliran kas proyek selama periode tidak diketahui secara pasti (tidak menentu) maka resiko yang dimasukkan dalam perhitungan proyek juga mengalami ketidakpastian.
- Certainty Equivalent. Metode ini menganggap bahwa aliran kas proyek dapat dikalikan dengan suatu koevisien Certainty Equivalen, dengan nilai antara 0-1. Apabila aliran kas diketahui, resiko dapat dimasukkan dalam perhitungan.
- Payback Period. Payback period dapat di devinisikan sebagai peride yang diperlukan perusahaan untuk menutup initial outlay. Apabila selama periode proyek tidak dapat menutupi initial outlay, maka proyek tersebut harus ditolak. Begitu pula sebaliknya, proyek dapat diterima apabila aliran kas selama periode lebih besar dari pada initial outlaynya.
- Analisis Sensitivitas. Digunakan untuk mengrtahui beberapa sensitiv NPV apabila variabel input berubah. Estimasi terhadap variabel input dapat menghasilkan estimasi baru terhadap NPV. Secara lebih jelas, apabila NPV selalu positif selama masa revisi dalam estimasi, maka proyek tersebut menjadi lebih layak bagi perusahaan. Apabila dalam berapa kasus NPV bernilai negatif, maka keputusan untuk menolak dan menerima proyek menjadi lebih sulit.
DAFTAR PUSTAKA
Agus Sartono, Manajemen
Keuangan International, BPFE Yogyakarta, 2001
Darsono, Manajemen Keuangan
Pendekatan Praktis; Kajian Pengambilan Keputusan Bisnis
Berbasis Analisis Keuangan, Jakarta: Diadit Media, 2007
Hamdy Hady, Valas Untuk
Manajer, Ghalia Indonesia Jakarta,1999
M. Faisal, Manajemen
Keuangan Internasional, Salemba Empat, 2001